Pupuk Dalam Keluarga

Ada dua orang bersaudara yang dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua yang sama, tetapi ketika dewasa kehidupan mereka bak bumi dan langit.
Bahkan, perilaku dan nasib mereka sungguh jauh berbeda.

Yang bungsu adalah seorang pemabuk, penjudi, dan sering berbuat onar di keluarga dan masyarakat.


Sedangkan kakaknya, si sulung, adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki

banyak perusahaan dan disegani oleh masyarakat karena sikapnya yang ramah
dan suka menolong orang lain yang mengalami kesulitan.
...

Anda pasti bertanya tanya, mengapa dua orang yang berasal dari orang tua

yang sama bisa tumbuh menjadi pribadi yang berbeda? Faktor apa yang memengaruhi kehidupan mereka?

Seorang psikolog yang penasaran mencoba mewawancarai mereka untuk mencari

tahu latar belakang atau penyebab perbedaan tersebut.

Kepada si bungsu yang kehidupannya kacau balau itu sang psikolog bertanya,

"Bagaimana kehidupan Anda bisa menjadi seperti ini? Faktor apakah yang
membuat hidup Anda berantakan? Adakah tokoh atau figur yang memotivasi Anda
untuk berantakan? Adakah tokoh atau figur yang memotivasi Anda untuk berbuat seperti ini?"

Laki laki itu (si bungsu) terdiam sejenak. "Ini semua karena ayah saya,"

jawabnya dengan lantang.

"Apa yang salah dengan ayah Anda?" tanya psikolog itu.


"Ayah saya yang memberi contoh kepada saya sehingga kehidupan saya menjadi seperti ini.

Ia adalah seorang penjudi, pemabuk dan sering melakukan
kekerasan kepada isteri dan anak anaknya. Jadi, tidak heran kalau hidup saya
seperti ini," ungkap si bungsu seakan melemparkan semua kesalahan itu kepada ayahnya.

Beberapa hari kemudian, sang psikolog mengajukan pertanyaan yang sama kepada

si sulung yang hidupnya sukses dan memiliki keluarga yang bahagia.

"Bagaimana hidup Anda bisa sukses seperti ini? Adakah orang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan Anda?"


"Ayah saya, dia adalah orang yang memotivasi saya untuk menjadi orang yang

benar dan sukses. Sejak kecil saya sudah mengalami berbagai kepahitan akibat
ulahnya yang kerap berjudi, mabuk mabukan dan tidak memiliki tanggung jawab terhadap keluarga.

Karenanya, sejak saat itu saya berjanji kepada diri saya sendiri bahwa kelak

saya tidak akan mengikuti jejak dan sikap ayah saya yang buruk itu," jelas
si sulung yang menjadikan sikap ayahnya yang buruk itu sebagai sumber
motivasi untuk melakukan perubahan dalam hidupnya.

DI TANGAN ORANG-ORANG HEBAT,
KOTORAN BISA DIUBAH MENJADI PUPUK!!!!
 

Permasalahan Bermula dari Diri Kita


Dalam sebuah gerbong dari rangkaian kereta api yang sedang berjalan, seorang
pemuda secara tidak sengaja menginjak kaki seorang bapak penumpang lain yang sedang berdiri.

Si bapak dengan emosi tinggi dan mata melotot, kemudian memaki-maki si
pemuda, "Dasar tidak punya mata, otak udang, bego, kaki orang diinjak."

Dengan malu, si pemuda lalu meminta maaf.
Tapi tetap saja si bapak ngedumel dan menggerutu sepanjang perjalanan.

Karena merasa tidak enak dan terganggu, pemuda tersebut lalu berkata, "Pak,
tidak bisakah bapak menerima kejadian yang tidak saya sengaja ini? Jika
bapak masih merasa belum puas dan tidak bisa menerima, silakan bapak
membalas menginjak kaki saya. Bahkan bapak boleh menginjak dua kali atau
tiga kali kaki saya jika itu bisa memuaskan bapak. Saya akan menerimanya."

Kata-kata ini sungguh mujarab menyadarkan si Bapak bahwa kejadian itu
tidaklah disengaja dan dia sudah merespon secara berlebihan.
Lagi pula, kakinya juga tidaklah sakit atau sepatunya tidaklah rusak karenanya.

Sekarang, jika masih tidak puas, dia memiliki kesempatan untuk membalas
menginjak kaki pemuda tersebut bahkan lebih dari sekali.

Alih-alih membalas menginjak, Bapak tersebut dengan tergopoh-gopoh, tanpa
berkata apapun, turun di perberhentian kereta berikutnya.

Cerita ini memberikan beberapa pelajaran.

Banyak orang yang mudah tersulut emosinya hanya karena hal-hal sepele.
Bayangkan apa jadinya dunia jika isinya banyak orang dengan sumbu emosi
pendek.

Usia tua tidak jadi jaminan pasti bijaksana sebagaimana halnya si bapak.
Ego, harga diri, permasalahan kehidupan, dll seringkali menjauhkan
kebijaksanaan dan pertimbangan matang dalam bertindak.

Si pemuda, dengan sedikit kesabaran dan ketenangan, mampu menyelesaikan
persoalan ini dengan memuaskan.

Ingatlahlah, seringkali permasalahan yang kita hadapi bermula dari diri kita sendiri.
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. chencha14 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger