Pagi
ini saat aku hendak berangkat ke kantor dengan motorku, kudengar nada dering khusus dari Walikota TelkomCity berdering di ponselku. Entah apa yang membuat walikota
menghubungiku. Kuhentikan motorku di tepi jalan dan kubuka pesan dari
walikota. Dalam pesan singkat itu tertulis "Misi untuk SuperSpeedy, check kotak surat elektronikmu". Aku menepi sejenak dan kubuka apa isinya di laptop yang aku bawa. Ternyata sebuah video dari walikota. ku unduh
menggunakan TelkomSpeedy dan kubuka pesannya.
"Breaking
News UseeTV, Siang ini TelkomCity telah diserang oleh 5 pesawat alien.
Gedung gedung di pusat kota menjadi sasaran roket 5 Pesawat tersebut.
Badan Antariksa TelkomCity menduga, 5 pesawat yang menyerang kota adalah
alien pendatang dari Planet Gagarin. Hingga berita ini diturunkan
sedikitnya dilaporkan 500 orang telah tewas dan ribuan orang mengalami
luka luka. Badan Keamanan TelkomCity saat ini telah menurunkan seluruh
pasukannya demi mengamankan kota dari serangan alien. Belum diketahui
apa motif dari serangan alien ini. SuperSpeedy, kota saat ini sedang
dalam bahaya. Segera kemari, kota membutuhkanmu saat ini!"
Mendengar
berita itu, tentu saja aku ngga bisa tinggal diam begitu saja. 500
Orang telah tewas akibat serangan alien itu. Akupun bergegas kembali ke
markas SuperSpeedy untuk menghubungi tim.
"TelkomCity
hari ini telah diserang oleh 5 pesawat alien. Untuk itu kalian saya
kumpulkan untuk sebuah misi menghancurkan alien. Dari yang hadir disini
apakah semua bersedia untuk mengemban misi ini?Yang tidak besedia
silakan meninggalkan tempat ini", kataku saat breefing sebelum misi
dimulai.
Semua yang hadir
tetap diam dan duduk dengan tenang di tempat masing masing. Tak ada
satupun yang keluar meninggalkan tempat, tanda semua setuju.
"Menarik, lalu apa tugas kita masing masing?", tanya Igna si jenius komputer
"Langsung
saja pembagian tugasnya. Untuk Igna, kamu tetap disini untuk memantau
situasi terkini lewat Speedy Monitoring dari markas SuperSpeedy." kataku
"Okey"
"Untuk
Jepe dan Neni tugas kalian menyerang alien dari udara dengan pesawat
Telkomsel. Terus untuk saya dan Wawan menyerang lewat darat. Kita
menyusup ke dalam markas alien yang ada di dekat pusat kendali satelit
Telkom City. Gunakan semua senjata yang kita punya untuk selamatkan
TelkomCity!!!".
"SIAAAAAPPPP!!!!!"
Kamipun bersiap siap mengumpulkan senjata di ruang penyimpanan senjata. Senjata lengkap berteknologi canggih siap menggempur pertahanan alien. Neni dan Jepe pun masuk kedalam pesawat.
"Kendali 1 check, Sistem navigasi check. Semua ok, Pesawat Telkomsel 1 siap lepas landas menunggu aba aba", Neni melapor.
"Pesawat Telkomsel 2 siap lepas landas menunggu aba aba", Suara Jepe terdengar jelas di ruang sistem kontrol markas.
Igna pun menekan tombol untuk membuka pintu keluar pesawat dari dalam markas .
"Oke, pintu sudah terbuka, selamat bertugas kawan."
Aku dan Wawan pergi menggunakan mobil ke pusat kota. Dalam perjalanan tampak 1 pesawat alien sedang berada di dekat pusat riset TelkomCity.
"Igna, ada 1 pesawat alien berada di pusat riset TelkomCity. Apa yang mereka lakukan disana? Laporkan segera data tentang pusat riset TelkomCity", kataku.
"Siap, tunggu sebentar, segera aku kumpulkan informasi tentang kendali satelit itu".
Sementara itu Neni dan Jepe telah tiba di pusat kota. Tampak didarat banyak tentara sedang melakukan gencatan senjata denagn pasukan alien.
"Igna, sambungkan kami dengan Departemen Pertahanan TelkomCity sekarang!," perintah Neni
"Oke, tunggu sebentar....... kalian akan terhubung dengan Departemen Pertahanan 10 detik lagi," kata Igna sambil berusaha menghubungkan.
"Disini Telkomsel 1 dan 2 sedang menuju pusat kota melalui udara. Mohon pesawat yang lain diberitahu untuk mencoba menggiring 4 pesawat alien yang ada di dekat kami ke gunung Qbaca. Untuk mengantisipasi jatuhnya banyak korban warga sipil."
"Siap!!, kami akan segera mengomando yang lainnya,"kata Departemen Pertahanan.
Kami memutuskan komunikasinya dan mulai menjalankan rencana.
"Oke.... Jepe, sekarang kira berpencar. Kamu ke arah Barat dan aku ke Arah Timur. Kita giring pesawat itu ke gunung dan ledakkan mereka dengan Roket Melon Indonesia,"Neni mengomando.
"Yuhu, pasti akan seru. hahaha.. Hancurkan mereka sampai tak bersisa lagi!!! Yihaaaa.....", kata Jepe mencoba melucu.
"Hmmm, pantas saja mereka mau menguasainya. Karena jika energi itu disalah gunakan juga bisa terjadi bahaya bessar buat bumi ini,"tambahku.
"Lalu apa rencana kita untuk bisa menyusup ke dalamnya?,"tanya Wawan.
"Kita menyamar menjadi alien, masuk ke dalam pesawat alien dan pasang bom di dalam pesawat. Ledakkan pesawat sehingga para alien tidak bisa pergi kemana mana. Setelah diledakkan kita habisi para alien yang tersisa dengan senjata laser Indonesia Wifi," Jelasku.
Wawan dan akupun bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam. Berbekal Telkom Vision yang dapat mendeteksi orang di dalam gedung walaupun terhalang dinding kami berhasil masuk ke dalam. Kulihat 2 alien berjaga jaga di dalam. Kuberi kode pada Wawan untuk menyerang dari kanan dan aku dari kiri. Kulumpuhkan kedua alien itu dan kami berhasil masuk ke pesawat alien dan menyamar sebagai alien. Kami berpura pura berpatroli seperti alien yang lain agar tidak ketahuan. Beberapa bom telah berhasil dipasang. Hanya tinggal 2 bom yang tersisa untuk diletakkan di bagian tengah pesawat dan tiba tiba saja ada suara alien yang lain dari belakang kami. Kami mencoba bersembunyi tapi terlambat, mereka mengetahui gerak gerik kita.
"Hei, sedang apa kalian diruangan ini????," tanya alien
kami hanya bisa diam tak bergerak sedikitpun dari tempat kami. 3 alien itu berjalan mendekati kami. Aku diam dan merogoh saku samping berniat mengambil pistol laser Indonesia Wifi. Semakin dekat dan kutembakkan pistol laserku ke arah mereka. 2 alien berhasil dilumpuhkan. Tapi 1 alien berusaha kabur dari kami.
"Wan, cepat kejar!!!! aku akan memasang bom ini dulu lalu pergi dari sini. Kau pergilah duluan,kita bertemu di luar. Cepaaattttt!!!!", perintahku.
Wawan pun pergi mengejar alien itu. Tapi nampaknya 1 alien yang lolos itu berhasil menyalakan sinyal tanda bahaya di pesawat itu. Wawan lari dan menembaki alien yang ia temui.
"Woi cepatlah!!!! kita ketahuan. cepat lariiiii!!!!", suara Wawan terdengar di earphoneku.
"Aku sudah selesai, ayo segera kita ledakkan pesawat ini. Waktu tinggal 2 menit lagi. cepat keluar!!!!
Wawan sudah berhasil keluar dari dalam pesawat, aku masih mencari pintu keluar. padahal waktu tinggal 60 detik lagi. Kulihat di lorong ujung ada pintu keluar yang terbuka. Waktu semakin tipis lagi. 10 detik tersisa sebelum peledakan. Akupun berlari sekuat tenaga menuju pintu itu... 10....9....8....7....6....5....4...3....2....1... beepppp beeep bbeeeppp... Duarrrrrrrrrrrrr!!!!!!!!!!
"Uhukkk.. Uhukkkk... Uhuuuuuk....," terdengar suara orang batuk di dekat pohon. Akupun berhasil selamat dari ledakan. Tapi misi belum selesai. Diluar masih ada alien yang tersisa. Aku mengambil senjata laserku dan menembakkan lasernya ke alien alien yang mendekatiku. Aku dan Wawan lari dan menembaki mereka semua. Tapi jumlahnya terlalu banyak. Berdua saja mustahil menghadapi mereka. Kuhubungi Igna di markas meminta bantuan.
"Igna, aku butuh bantuanmu. Hubungi Departemen Pertahanan untuk mengirim bantuan. Jumlahnya terlalu banyak. Kami kewalahan menghadapinya"
"Siap", tegas Igna.
Bantuan dari Departemen Pertahanan tak lama kemudian datang. Mereka menghabisi alien tanpa lelah. Satu persatu pasukan alien berhasil dikalahkan. Namun ditengah perang yang ada, Alien mengeluarkan senjata yang begitu besar.
"Astaga,apa itu?,"komandan Pasukan TelkomCity heran melihat senjata yang alien keluarkan.
Tanpa berpikir lama, alien itu menembakkan senjata itu sebanyak 4x ke arah tank pasukan TelkomCity.
Duaaarrrrr....... duarrr.....duar....duar......
4 tank hancur begitu saja. Pertahanan kami jadi kacau. Tapi kami tak kenal lelah, walau 4 tank telah hancur, masih ada pistol laser dan pasukan yang masih hidup. Apapun kami lakukan demi menyelamatkan TelkomCity. Penyerangan kembali terjadi, kami berjuang mati matian. Berapapun yang ada kita harus hancurkan mereka. Ditengah kewalahan kami, datang 2 pesawat.
"Hai teman, ada yang butuh bantuan?," tanya Neni
"Hahaha, bagus, kita semakin kuat. Bagaimana dengan 4 pesawat lainnya?,"jawabku sambil menembaki alien.
"Tenang, 4 pesawat lainnya sudah berhasil dihancurkan"
"Bagus, ada yang mau alien goreng?hahahha"
3 jam kemudian Departemen Pertahanan melakukan penyisiran kota. Apakah masih ada alien yang tersisa. Tapi ternyata tak satupun alien tersisa. Aku dan tim SuperSpeedy kembali ke pusat kota. Walikota TelkomCity mengadakan pidato pertamanya setelah serangan.
"Saya selaku Walikota TelkomCity, mengumumkan bahwa saat ini para alien telah dimusnahkan dari kota tercinta kita ini. Kota kita sudah aman jadi warga tidak perlu panik lagi. Semua ini berkat tim SuperSpeedy. Untuk itu kami berterima kasih kepada SuperSpeedy dan menganugerahi para tim SuperSpeedy sebagai pahlawan TelkomCity. "
"SIAAAAAPPPP!!!!!"
Kamipun bersiap siap mengumpulkan senjata di ruang penyimpanan senjata. Senjata lengkap berteknologi canggih siap menggempur pertahanan alien. Neni dan Jepe pun masuk kedalam pesawat.
"Kendali 1 check, Sistem navigasi check. Semua ok, Pesawat Telkomsel 1 siap lepas landas menunggu aba aba", Neni melapor.
"Pesawat Telkomsel 2 siap lepas landas menunggu aba aba", Suara Jepe terdengar jelas di ruang sistem kontrol markas.
Igna pun menekan tombol untuk membuka pintu keluar pesawat dari dalam markas .
"Oke, pintu sudah terbuka, selamat bertugas kawan."
Aku dan Wawan pergi menggunakan mobil ke pusat kota. Dalam perjalanan tampak 1 pesawat alien sedang berada di dekat pusat riset TelkomCity.
"Igna, ada 1 pesawat alien berada di pusat riset TelkomCity. Apa yang mereka lakukan disana? Laporkan segera data tentang pusat riset TelkomCity", kataku.
"Siap, tunggu sebentar, segera aku kumpulkan informasi tentang kendali satelit itu".
Sementara itu Neni dan Jepe telah tiba di pusat kota. Tampak didarat banyak tentara sedang melakukan gencatan senjata denagn pasukan alien.
"Igna, sambungkan kami dengan Departemen Pertahanan TelkomCity sekarang!," perintah Neni
"Oke, tunggu sebentar....... kalian akan terhubung dengan Departemen Pertahanan 10 detik lagi," kata Igna sambil berusaha menghubungkan.
"Disini Telkomsel 1 dan 2 sedang menuju pusat kota melalui udara. Mohon pesawat yang lain diberitahu untuk mencoba menggiring 4 pesawat alien yang ada di dekat kami ke gunung Qbaca. Untuk mengantisipasi jatuhnya banyak korban warga sipil."
"Siap!!, kami akan segera mengomando yang lainnya,"kata Departemen Pertahanan.
Kami memutuskan komunikasinya dan mulai menjalankan rencana.
"Oke.... Jepe, sekarang kira berpencar. Kamu ke arah Barat dan aku ke Arah Timur. Kita giring pesawat itu ke gunung dan ledakkan mereka dengan Roket Melon Indonesia,"Neni mengomando.
"Yuhu, pasti akan seru. hahaha.. Hancurkan mereka sampai tak bersisa lagi!!! Yihaaaa.....", kata Jepe mencoba melucu.
Di darat banyak pasukan
TelkomCity berusaha menyerang para alien. Beberapa tank menembakkan rudal ke
arah pasukan alien di darat. Banyak alien yang mati dan luka parah. 10 pesawat
angkatan udara TelkomCity berusaha memancing 4 pesawat alien menuju ke gunung
Qbaca. Nampaknya mereka berhasil memancingnya. 4 pesawat alien berhasil
dikacaukan dan terjebak disana. Neni mengunci target dan menekan tombol merah
untuk meluncurkan Rudal.
“Bersiaplah kembali ke planetmu alien nakal!!”, kata Neni yakin
Tombol merah pun ditekan. 1 pesawat alien berhasil dimusnahkan. Sementara itu Jepe sibuk dengan manuvernya.
“Yihaaaa…. Sini kejar aku alien jelek!!!!,”ejek Jepe.
Jepe tampak lincah menunggangi pesawatnya. Alien dibuat kebingungan oleh dia.1 pesawat alien menabrak gunung. Tersisa 2 pesawat lagi.
“Haha, Neni… mainkan tugasmu!!! Kita buat 2 pesawat bertabrakan.”perintah Jepe
“Siaapppp… “
Jepe berputar ke Barat dan Neni berputar ke timur. 2 pesawat alien mengejar mereka. Telkomsel 1 dan Telkomsel 2 dalam posisi mau bertabrakan.
“Siap Nen, 5 hitungan mundur dari sekarang!!! 5… 4….3….2…1…naikkkk!!!!!”
Duarrrrrrrrrrr!!!!!!!
Suara 2 pesawat alien bertabrakan.
“Hahahahaha… kita berhasil Nen….. ayo kita selesaikan sisanya di darat!!!,”Kata Jepe senang.
Di Pusat Riset, aku dan Wawan menerima data yang dikirim oleh Igna tentang denah ruangan pusat kendali dan beberapa informasi tentang sistem kendali tersebut.
"Dari informasi yang aku dapat di markas, Pusat riset itu merupakan tempat penelitian pengolahan sumber energi di TelkomCity.
Disamping itu beberapa peneliti 2 tahun terakhir ini sering berdatangan
untuk sebuah riset. Riset itu diduga adalah riset energi masa depan
yang akan diluncurkan tahun depan. Besar kemungkinan para alien berusaha
menguasai energi masa depan itu. Kabarnya energi masa depan itu bisa meledakkan setengah dari bumi jika disalah gunakan. Akan tetapi, energi masa depanitu hanya bisa digunakan jika tabung Telkom Flexi dipasang. Untuk saat ini
tabung tersebut sudah diamankan dan berada di markas Departemen
Pertahanan kota,"ujar Igna.“Bersiaplah kembali ke planetmu alien nakal!!”, kata Neni yakin
Tombol merah pun ditekan. 1 pesawat alien berhasil dimusnahkan. Sementara itu Jepe sibuk dengan manuvernya.
“Yihaaaa…. Sini kejar aku alien jelek!!!!,”ejek Jepe.
Jepe tampak lincah menunggangi pesawatnya. Alien dibuat kebingungan oleh dia.1 pesawat alien menabrak gunung. Tersisa 2 pesawat lagi.
“Haha, Neni… mainkan tugasmu!!! Kita buat 2 pesawat bertabrakan.”perintah Jepe
“Siaapppp… “
Jepe berputar ke Barat dan Neni berputar ke timur. 2 pesawat alien mengejar mereka. Telkomsel 1 dan Telkomsel 2 dalam posisi mau bertabrakan.
“Siap Nen, 5 hitungan mundur dari sekarang!!! 5… 4….3….2…1…naikkkk!!!!!”
Duarrrrrrrrrrr!!!!!!!
Suara 2 pesawat alien bertabrakan.
“Hahahahaha… kita berhasil Nen….. ayo kita selesaikan sisanya di darat!!!,”Kata Jepe senang.
Di Pusat Riset, aku dan Wawan menerima data yang dikirim oleh Igna tentang denah ruangan pusat kendali dan beberapa informasi tentang sistem kendali tersebut.
"Hmmm, pantas saja mereka mau menguasainya. Karena jika energi itu disalah gunakan juga bisa terjadi bahaya bessar buat bumi ini,"tambahku.
"Lalu apa rencana kita untuk bisa menyusup ke dalamnya?,"tanya Wawan.
"Kita menyamar menjadi alien, masuk ke dalam pesawat alien dan pasang bom di dalam pesawat. Ledakkan pesawat sehingga para alien tidak bisa pergi kemana mana. Setelah diledakkan kita habisi para alien yang tersisa dengan senjata laser Indonesia Wifi," Jelasku.
Wawan dan akupun bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam. Berbekal Telkom Vision yang dapat mendeteksi orang di dalam gedung walaupun terhalang dinding kami berhasil masuk ke dalam. Kulihat 2 alien berjaga jaga di dalam. Kuberi kode pada Wawan untuk menyerang dari kanan dan aku dari kiri. Kulumpuhkan kedua alien itu dan kami berhasil masuk ke pesawat alien dan menyamar sebagai alien. Kami berpura pura berpatroli seperti alien yang lain agar tidak ketahuan. Beberapa bom telah berhasil dipasang. Hanya tinggal 2 bom yang tersisa untuk diletakkan di bagian tengah pesawat dan tiba tiba saja ada suara alien yang lain dari belakang kami. Kami mencoba bersembunyi tapi terlambat, mereka mengetahui gerak gerik kita.
"Hei, sedang apa kalian diruangan ini????," tanya alien
kami hanya bisa diam tak bergerak sedikitpun dari tempat kami. 3 alien itu berjalan mendekati kami. Aku diam dan merogoh saku samping berniat mengambil pistol laser Indonesia Wifi. Semakin dekat dan kutembakkan pistol laserku ke arah mereka. 2 alien berhasil dilumpuhkan. Tapi 1 alien berusaha kabur dari kami.
"Wan, cepat kejar!!!! aku akan memasang bom ini dulu lalu pergi dari sini. Kau pergilah duluan,kita bertemu di luar. Cepaaattttt!!!!", perintahku.
Wawan pun pergi mengejar alien itu. Tapi nampaknya 1 alien yang lolos itu berhasil menyalakan sinyal tanda bahaya di pesawat itu. Wawan lari dan menembaki alien yang ia temui.
"Woi cepatlah!!!! kita ketahuan. cepat lariiiii!!!!", suara Wawan terdengar di earphoneku.
"Aku sudah selesai, ayo segera kita ledakkan pesawat ini. Waktu tinggal 2 menit lagi. cepat keluar!!!!
Wawan sudah berhasil keluar dari dalam pesawat, aku masih mencari pintu keluar. padahal waktu tinggal 60 detik lagi. Kulihat di lorong ujung ada pintu keluar yang terbuka. Waktu semakin tipis lagi. 10 detik tersisa sebelum peledakan. Akupun berlari sekuat tenaga menuju pintu itu... 10....9....8....7....6....5....4...3....2....1... beepppp beeep bbeeeppp... Duarrrrrrrrrrrrr!!!!!!!!!!
"Uhukkk.. Uhukkkk... Uhuuuuuk....," terdengar suara orang batuk di dekat pohon. Akupun berhasil selamat dari ledakan. Tapi misi belum selesai. Diluar masih ada alien yang tersisa. Aku mengambil senjata laserku dan menembakkan lasernya ke alien alien yang mendekatiku. Aku dan Wawan lari dan menembaki mereka semua. Tapi jumlahnya terlalu banyak. Berdua saja mustahil menghadapi mereka. Kuhubungi Igna di markas meminta bantuan.
"Igna, aku butuh bantuanmu. Hubungi Departemen Pertahanan untuk mengirim bantuan. Jumlahnya terlalu banyak. Kami kewalahan menghadapinya"
"Siap", tegas Igna.
Bantuan dari Departemen Pertahanan tak lama kemudian datang. Mereka menghabisi alien tanpa lelah. Satu persatu pasukan alien berhasil dikalahkan. Namun ditengah perang yang ada, Alien mengeluarkan senjata yang begitu besar.
"Astaga,apa itu?,"komandan Pasukan TelkomCity heran melihat senjata yang alien keluarkan.
Tanpa berpikir lama, alien itu menembakkan senjata itu sebanyak 4x ke arah tank pasukan TelkomCity.
Duaaarrrrr....... duarrr.....duar....duar......
4 tank hancur begitu saja. Pertahanan kami jadi kacau. Tapi kami tak kenal lelah, walau 4 tank telah hancur, masih ada pistol laser dan pasukan yang masih hidup. Apapun kami lakukan demi menyelamatkan TelkomCity. Penyerangan kembali terjadi, kami berjuang mati matian. Berapapun yang ada kita harus hancurkan mereka. Ditengah kewalahan kami, datang 2 pesawat.
"Hai teman, ada yang butuh bantuan?," tanya Neni
"Hahaha, bagus, kita semakin kuat. Bagaimana dengan 4 pesawat lainnya?,"jawabku sambil menembaki alien.
"Tenang, 4 pesawat lainnya sudah berhasil dihancurkan"
"Bagus, ada yang mau alien goreng?hahahha"
3 jam kemudian Departemen Pertahanan melakukan penyisiran kota. Apakah masih ada alien yang tersisa. Tapi ternyata tak satupun alien tersisa. Aku dan tim SuperSpeedy kembali ke pusat kota. Walikota TelkomCity mengadakan pidato pertamanya setelah serangan.
"Saya selaku Walikota TelkomCity, mengumumkan bahwa saat ini para alien telah dimusnahkan dari kota tercinta kita ini. Kota kita sudah aman jadi warga tidak perlu panik lagi. Semua ini berkat tim SuperSpeedy. Untuk itu kami berterima kasih kepada SuperSpeedy dan menganugerahi para tim SuperSpeedy sebagai pahlawan TelkomCity. "