ANAK HILANG

Tanggal : Minggu, 11 Oktober 2009
Bacaan : Lukas 15:11-32

11. Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
12. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian
harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan
harta kekayaan itu di antara mereka.
13. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya
itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta
miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
14. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di
dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.
15. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu.
Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
16. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan
babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
17. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang
upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini
mati kelaparan.
18. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya:
Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
19. aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai
salah seorang upahan bapa.
20. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh,
ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas
kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan
mencium dia.
21. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga
dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
22. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke
mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah
cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
23. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah
kita makan dan bersukacita.
24. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah
hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
25. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang
dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian
tari-tarian.
26. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa
arti semuanya itu.
27. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih
anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
28. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya
keluar dan berbicara dengan dia.
29. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku
melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi
kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
30. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta
kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa
menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
31. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan
aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
32. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan
menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Nas: Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah
hilang dan didapat kembali (Lukas 15: 24)

Judul:
ANAK HILANG

Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku
melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa
memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan
sahabat-sahabatku," begitu protes si sulung kepada ayahnya. "Tetapi
baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan
bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak
lembu tambun itu untuk dia."

Cerita si anak yang hilang adalah salah satu kisah sangat terkenal
dari Alkitab. Biasanya yang menjadi fokus adalah si bungsu. Ia
menuntut harta warisan bagiannya, pergi dari rumahnya, menghamburkan
harta miliknya, jatuh miskin, menyadari dan menyesali perbuatannya,
lalu kembali ke rumah ayahnya. Itu adalah gambaran yang dekat dengan
kita. Kita terjerumus ke dalam dosa, lalu bertobat, dan mendapat
pengasihan Bapa Surgawi.

Namun, sebetulnya sosok si sulung pun tidak kurang jauh dari
gambaran kita. Bahkan, mungkin kita lebih kerap seperti itu. Kita
memang tidak sampai "terhilang"; kita tetap ke gereja, aktif dalam
pelayanan, pendeknya kita adalah orang baik-baik, tidak pernah
terjerumus dalam "kemabukan duniawi". Tetapi, kita hidup dalam
ketidaktulusan. Kita melakukan semua kebaikan itu dengan pamrih
memperoleh "upah". Itulah sebabnya ketika ada "pendosa" yang
bertobat dan kemudian mendapat pengasihan Tuhan, kita protes tidak
bisa terima. Sebab kita merasa lebih layak, lebih baik. Diam-diam
kita telah menjadi hakim atas sesama kita.

Maka, entah kita sebagai si bungsu atau si sulung, kita ini tetap si
anak hilang. Tidakkah kita rindu kembali kepada Bapa? _AYA

MENJADI SEPERTI SI BUNGSU ATAU SI SULUNG
SAMA BURUKNYA
Share this article :
 

Kode Smiley Untuk Komentar


:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t  

Post a Comment

Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya ^_^
Silakan berkomentar disini, asal :
1. No Spam
2. No SARA
3. Sopan saja ya :)
4. Jaga ucapan, perkataan dan perasaan agar tidak menyinggung orang lain.
Kita manusia ngga ada yang sempurna. Mohon maaf jika ada sesuatu yang salah di blog ini. Trims ^_^

_Admin_

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. chencha14 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger