“Papa baca yang keras, ya pa !”

Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif muda, sedang sibuk memperhatikan berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang, karena besok akan ada rapat umum dengan para pemegang saham.
Ketika ia sedang asyik menyimak dan menelaah dokumen kantor, Jessica, putrinya, 5 tahun, datang mendekatinya, berdiri tepat disampingnya, sambil memegang sebuah buku cerita.
"Pa liat…!" Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya.
Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kaca mata, Jessica mengangkat bukunya tinggi-tinggi, buku yang bergambar seorang peri kecil yang imut.
"Wah…., buku baru ya Jes ?", komentar Budi dan kembali menghadap meja dengan kertas-kertas yang berserakan
"Ya papa !!!", jawab Jessica berseri-seri
"Bacain Jesi dong pa…!", pinta Jessica manja
"Papa sedang sibuk nak ! jangan sekarang deh", jawab Budi tanpa mengalihkan pandangannya.
Jessica terdiam, namun ia belum menyerah. Dengan sedikit manja ia kembali merayu,
"Pa, mama bilang papa mau baca untuk Jesi…"
"Nak, papa sibuk, besok papa ada rapat, Jesi suruh mama yang baca ya nak ?!"
"Mama juga sibuk !”, sahut Jessica
“Pa liat gambarnya lucu-lucu", kata Jessica meminta perhatian papanya
"Lain kali Jessica, sana ! papa lagi banyak kerjaan", Budi tetap tak bergeming
Jessica menarik nafas panjang dan tetap berdiri di situ, berdiri dengan penuh harap, dan ia mulai lagi.
"Kata mama judulnya ‘peri yang baik hati’, ceritanya bagus pa…!"
"JESSICA, PAPA BILANG, LAIN KALI !!", kata Budi sedikit keras.
Jessica kecil gemetar, matanya sudah berkaca-kaca. Ia bergeser menjauhi ayahnya.
"Iya pa... lain kali ya pa…", kepalanya tertunduk dan segera Jessica berbalik pergi. Sebelum keluar dari kamar kerja papanya, Jessica menoleh sekali lagi kepada Budi,
"Pa kalau papa sempet, papa bacain keras-keras ya pa…! supaya Jesi bisa denger"
Hari demi hari telah berlalu, tak terasa dua pekan sudah berlalu.Permintaan Jessica kecil untuk dibacakan buku barunya tidak pernah dipenuhi oleh Budi. Setelah rapat yang lalu, keputusannya membuat Budi diangkat menjadi direktur marketing, yang berlanjut dengan makan malam yang mewah serta kepindahannya ke rumah yang lebih mewah lagi.
Buku cerita ‘Peri Yang Baik Hati’ tidak pernah lagi terlintas dalam pikiran Budi.
Rumah mewah yang mereka tempati sekarang, berada di lingkungan perumahan yang baik. Jessica senang di sana dan selalu bermain sepeda roda empatnya setiap sore.
Hingga pada suatu sore terdengar suara hentakan keras "Buukk!!"
Jessica kecil terkapar…, terlindas sepeda motor seorang remaja yang sedang mengebut. Tubuh Jessica terhentak beberapa meter dari sepedanya. Ambulan didatangkan secepatnya.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, Jessica sempat berkata dengan lemah,
"Jesi takut pa…, Jesi takut ma…”
“Jesi sayang papa mama…!"
Darah segar terus keluar dari mulutnya hingga Jessica kecil tidak tertolong lagi ketika sampai di rumah sakit.
Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati Budi. Jessica sang buah hatinya telah pulang ke sorga.
Tak ada waktu untuk memenuhi sebuah janji. Kini yang ada hanyalah penyesalan. Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana tidak dapat dipenuhi Budi. Masih segar terbayang dalam ingatan Budi, tangan mungil anaknya memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita.
“….papa bacain keras-keras ya pa…!, supaya Jesi bisa denger", kata-kata sang buah hati terngiang-ngiang kembali.
Siang itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi. Budi mulai membuka buku cerita itu yang diambil dari onggokan mainan Jessica di sudut kamar. Bukunya sudah tidak lagi baru, sampulnya sudah koyak, beberapa coretan yang tak berbentuk menghiasi setiap lembar halamannya, seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.
Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama,
"Jesi….., de….de..ngar papa baca ya….",
Budi mulai membacanya, tampak sekali ia berusaha membaca dengan gemetar dan keras. Budi terus membacanya halaman demi halaman, dengan berlinang air mata.
"Jes……., papa mohon ampun nak"
"Papa sayang Jesi"
Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores hatinya. Tak kuasa menahannya, Budi bersimpuh dan menangis sejadi-jadinya..., memohon satu kesempatan lagi untuk bisa mencintai, Jessica...
* * * * *
Apakah PERHATIAN TERBAIK begitu mahal bagi kita ? Bukankah kesempatan untuk memberi PERHATIAN kepada orang-orang yang kita cintai itu sangat berharga ?
DO IT NOW !!!
Berilah PERHATIAN walaupun itu hanya sekali
Berilah PERHATIAN TERBAIK bagi mereka yang kita cintai
LAKUKAN SEKARANG !!! karena kita tak akan tahu apa yang terjadi nanti.
Lakukan dengan sepenuh hati.
Share this article :
 

Kode Smiley Untuk Komentar


:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t  

Post a Comment

Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya ^_^
Silakan berkomentar disini, asal :
1. No Spam
2. No SARA
3. Sopan saja ya :)
4. Jaga ucapan, perkataan dan perasaan agar tidak menyinggung orang lain.
Kita manusia ngga ada yang sempurna. Mohon maaf jika ada sesuatu yang salah di blog ini. Trims ^_^

_Admin_

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. chencha14 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger